a girl in the dark

Dalam sebuah ruangan yang gelap, dimana cahaya hanya berasal dari komputer saja.

Disana seorang gadis remaja duduk bersandar di sebuah kursi yang letaknya berada di depan layar besar. Gadis itu terlihat santai saja duduk disana dengan keadaan lemas dan menundukkan kepalanya.

Portal dunia manusia juga sudah mulai rusak....

Selanjutnya, penyebaran gelang hitam yah....

Wah, rupanya aku sudah bergerak cukup jauh juga

Walaupun samar-samar, terlihat senyuman pada wajah gadis itu.
Kemudian ia mulai duduk tegap dan ia mengetik sesuatu pada keyboard yang ada di hadapannya. Pada saat itu pula, gelang hitam tersebar ke seluruh dunia digital. Gelang hitam yang dapat mengendalikan Digimon liar sesuka hati...

.................

ini juga belum cukup

Gadis itu kembali bersandar di kursinya, namun tetap menatapi layar komputernya yang ukurannya cukup besar, tanpa ekspresi

OOT: boleh nimbrung gak??? Nao, kamu di real world atau di dunia digital???
----

Kedua tangan terkepal di mulutnya. Tangan mungil yang berwarna cerah. Dengan wajah tanpa ekspresi, dia melangkahkan kakinya dengan pelan. Melihat seseorang yang berada di hadapannya.

"Sepertinya rencana mu sukses." senyum kecil muncul di wajah kecilnya.

"Tapi, sayang. Mungkin saja suatu saat nanti semua rencana yang kamu ciptakan itu akan sia-sia saja." Ujar Limbo tersenyum kecil, meskipun dia senang dengan rencana gadis itu.

Nagi hanya diam dan bersandar santai di kursi

"terima kasih"

"tapi maaf.... aku tidak ingin kau ada di sini, keluarlah" ucapnya pelan...

Limbo tersenyum kecil. Matanya menutup perlahan. Dia membuka mulutnya.

"Yah... rencana yang sangat hebat. Sepertinya aku pernah melihat halini sebelumnya." Ujarnya tersenyum kecil.

Nagi kembali tegap dan ia menekan sesuatu yang ada di Keyboard para komputer yg ada di depannya.

"Terima kasih, tapi tolong tinggalkan tempat ini sekarang juga"

Nagi masih belum mau menatap Limbo, dan setelah ia menekan tombol itu, seekor Lightdramon, yang dikendalikan dengan gelang hitam. Digimon itu mendekati Limbo seperti ingin memakannya.

"Jauhi tempat ini dan jangan datang lagi, ya" ucap Nagi pelan. Kemudian ia menekan tombol yanglain

"Lalu, tamer akan menerima Digivice nya...."

Setelah menekan tombol itu, cahaya mulai muncul dan menghilang... lebih tepatnya, berpencar ke dunia manusia.

Limbo hanya tersenyum kecil. Kakinya dimundurkannya beberapa langkah.

"Hm..." Dia hanya tersenyum kecil.

Tubuhnya perlahan-lahan menjadi asap. Asap yang berwarna hitam di tengah kegelapan. Dia pun berubah menjadi kelelawar kecil. Dia pun pergi, terbang menjauh dari tempat itu.

-OUT-

Nagi menghela nafasnya setelah Limbo keluar

na.... apakah semua Digivice nya sudah sampai....? batin Nagi. Gadis itu menaikkan kedua kakinya ke atas kursi dan menunduk lemas.

Crowmon.... kemana ya...?

OOT : Nimbrung~
_____

"Sudah terbuka yah?"

Tiba-tiba, muncul Wolfphoemon, di samping Nagi yang datang entah darimana. Ekornya bergerak-gerak tanda dia sedang menantikan hal baru datang ke dunia Digital.

"Berarti, bakal ada manusia yang datang kemari dong?" tanyanya.

Nagi seperti sudah terbiasa dengan suara Wolfphoemon, dan ia memutar kursi tempat ia duduk. Ia menatap langsung Wolfphoemon.

"yup, dan akan ada hal-hal yang menarik lainnya" ucap Nagi, santai dan polos

"siapa tahu kamu dapat partner... atau nggak"

Komputer yang ada di depannya kini mengeluarkan suara. Nagi tersenyum polos.


"hee... Digivice nya sudah sampai satu" celetuk gadis itu....




OOT : anggap uda saling kenal. wolfphoe taat (?ha) ama Nagi kan ?

"Pengecualian untukmu, aku tidak suka manusia." jawabnya singkat.

"Manusia... Pasti hanya akan merepotkan saja. Mereka hanya bisa menyuruh-nyuruh dan hanya bisa berlindung di balik para digimon mereka saja."

Wolfphoemon berjingkat (dia 'kan pendek^^) dan melihat layar komputer Nagi.

"Sudah sampai? Berarti, mereka akan segera tiba di sini 'kan? Aku ingin memberi sedikit sambutan pada mereka." ucapnya sambil tersenyum licik.

Quote :

"Sudah sampai? Berarti, mereka akan segera tiba di sini 'kan? Aku ingin memberi sedikit sambutan pada mereka." ucapnya sambil tersenyum licik.

"hee, apa kamu sudah pasang kembang api untuk menyambutnya...?

err...maksudku, bukan kembang api yang meledak di angkasa... kamu bisa mengerti, kan...?"


Nagi menghela nafas sebentar, dan tersenyum kecil sambil menepuk kepala Wolfphoemon.


"kenapa tidak...? Kan boleh juga mengacau sedikit.

Kemudian gadis itu menekan satu tombol yang lainnya lagi.


"ngomong-ngomong, aku mau tanya... seandainya kamu bertemu partnermu, apa yang akan kamu lakukan....?"

"Tidak. Belum. Akan kusiapkan yang spesial untuk mereka!" ucapnya sambil tersenyum lebar.

Nagi wrote:

"ngomong-ngomong, aku mau tanya... seandainya kamu bertemu partnermu, apa yang akan kamu lakukan....?"

"Part... Ner? Huh..." Wolfphoemon tertawa kecil mendengar ucapan Nagi tersebut.

"Sebenarnya, aku tidak terlalu tertarik kalau sampai harus berpartner dengan manusia. Bisa-bisa, aku yang jadi mainan mereka. Lebih baik aku jadi Wild Digimon untuk seterusnya..." jawabnya. "Tetapi... Kalau sudah takdir mengharusnya aku untuk berpartner dengan manusia... Apa boleh buat. Aku akan menerimanya."

"....aku cuma takut kalau misalnya anak-anak yang datang kesini rupanya adalah partnermu... aku takut kamu akan kesal jika manusia berlindung di belakangmu" balas Nagi polos.

"digivice yang sudah sampai baru 3, aku takut salah satunya adalah partnermu"
Nagi menunduk sambil memeluk dua kaki yang ia naikkan ke atas kursi (kyk L)

"Kenapa mesti takut? Tentu saja, pasti aku akan kesal jika ada manusia yang sampai berlindung di belakangku. Tetapi, kalau sudah takdir, aku akan menerimanya." jawabnya.

"Makanya, kau sendiri juga jangan sampai merepotkan digimon partnermu itu. Sekali-kali, cobalah mengerti perasaan para digimon."

Wolfphoemon kembali berjingkat dan memperlihatkan layar komputer Nagi tanpa tahu apa yang tertulis di sana.

"Tadi... Katanya sudah ada 3 digivice yang sampai ya?"

Quote :

"Makanya, kau sendiri juga jangan sampai merepotkan digimon partnermu itu. Sekali-kali, cobalah mengerti perasaan para digimon."

"......."
Nagi terdiam sebentar mengingat apa yang sudah dilakukannya. Kata-kata 'perasaan digimon', sepertinya benar-benar menusuk hatinya. Namun sedetik kemudian ia berpikiran lain, ia hanya memikirkan partner digimonnya, bukan Digimon yang di hack olehnya.

"...sampai sekarang, aku tidak pernah minta ditolong... entah kenapa, Crowmon benar-benar baik" ucap Nagi, tersenyum seperti anak kecil di hadapan Wolfphoemon.

Quote :

"Tadi... Katanya sudah ada 3 digivice yang sampai ya?"

"yup, baru tiga. aku masih ada persediaan lagi sih..... biar seru" ucap Nagi polos. Sekali lagi, ia memutar kursi tempat ia duduk ke arah Wolfphoemon.


"ng...kamu mau menyambut mereka atas kemauanmu sendiri kan, bukan karena perintah atau gelang hitam...?"

"A-a... Maaf dengan ucapanku tadi... Maksudku, kau pasti bisa mengerti perasaan Crowmon. Soalnya, Crowmon terlihat sangat senang memiliki partner sepertimu." ucapnya dengan nada riang untuk menghibur Nagi.

"Masih ada lebih dari 3? Berarti, banyak yang harus kusambut dong? Well, tentu saja dengan senang hati, aku akan menyambut mereka!" ucapnya bersemangat. "Nagi sendiri? Apa Nagi dan Crowmon tidak berniat untuk ikut menyambut kedatangan para Tamer itu?"

Quote :

"Nagi sendiri? Apa Nagi dan Crowmon tidak berniat untuk ikut menyambut kedatangan para Tamer itu?"

"nggak, aku takut Crowmon nggak mau dipaksa... katamu, aku harus jaga perasaan Digimon, kan....?" jawabnya sedikit ketus, dan gadis itu kembali ada di posisi menaikkan kakinya (L)

"Digivice pertama jatuh di sekolah, sudah diambil. Digivice kedua dan tiga belum sampai di tangan, maka itu portalnya.... mau kubuka"

Nagi terlihat sibuk mengetik hal yang tidak jelas, dan di layar komputer kini tampak kumpulan data-data yang mungkin orang lain tidak akan mengerti. Pandangan gadis itu sangat serius, dan ia mengakhirinya dengan menekan tombol 'enter'

"welcome to Digital World, pemilik Digivice berwarna ungu-abu-abu"

pintu dunia digital terbuka, untuk orang pertama.......

"Iya juga sih..."

Wolfphoemon memperhatikan Nagi yang terlihat sibuk mengetik dan melakukan berbagai macam hal dengan komputernya hingga pada akhirnya...

Nagi wrote:

"welcome to Digital World, pemilik Digivice berwarna ungu-abu-abu"

"Akhirnya ada yang datang!" seru Wolfphoemon sambil mengibas-ngibaskan ekornya. "Aku mau sambut! Aku mau sambut! Nanti boleh 'kan?"

Gadis itu berdiri dari tempat duduknya, dan mengulurkan tangannya.

"Wolfphoemon, mau pemanasan, kan....?

Ayo, temani aku menjemput mereka"

"Iya! Aku ikut!" serunya kegirangan.

"Apa benar nanti aku boleh mengamuk di dunia manusia...?" tanyanya.

"semaumu saja, kalau waktunya sudah habis, baru kutarik balik ke dunia digital.... nggak apa-apa kan, jadi partnerku 1 jam saja" ucapnya santai. Gadis itu memakai topeng rubahnya, sambil mengangkat Digivice nya ke arah komputer

pada layar, tampak gerbang penghubung yang bisa terbuka dengan Digivice (kyk digimon02), dan gadis itu tersenyum kecil. Digivice miliknya bersinar, namun tidak seperti bersinar... lebih tepatnya, malah mengeluarkan sinar, bukan sinar terang.... sinar berwarna hitam. namun gerbang itu tetap terbuka.

Nagi merangkul Wolfphoemon dan tersenyum kecil.....

[out to human world^^]

"Whoa...!"

Wolfphoemon pun juga tertarik masuk ke dalam gerbang penghubung dan ikut bersama Nagi.

[Out]